Mengenal Permainan Gobak Sodor dan Cara Memainkannya

 


Written by Umam

Mengenal Permainan Gobak Sodor – Grameds, apakah kamu masih ingat mengenai permainan Gobak Sodor ini atau mungkin kamu tahu bagaimana permainannya tetapi tidak tahu namanya?

Pasti Grameds tahu bahwa negara kita ini, Indonesia, memiliki keragaman suku bangsanya, sehingga budaya-budaya yang diwariskan kepada generasi saat ini pun juga turut beragam.

Salah satu dari budaya-budaya yang diwariskan kepada generasi muda saat ini adalah permainan tradisional. Keberadaan permainan tradisional pada zaman dahulu menjadi hiburan bagi masyarakat yang saat itu tentu saja belum menyentuh teknologi canggih seperti saat ini.

Hampir seluruh wilayah di Indonesia, pasti terdapat permainan tradisional yang menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Biasanya, sebuah permainan tradisional akan memanfaatkan sumber daya alam yang berada di sekitar daerah tersebut.

Salah satu dari banyaknya permainan tradisional di Indonesia, terdapat permainan yang bernama Gobak Sodor. Permainan tradisional ini berasal dari Jawa Tengah. Permainan ini cukup disegani oleh banyak orang, baik dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

Nah, apabila Grameds masih belum memahami apa dan bagaimana sih permainan tradisional Gobak Sodor ini dimainkan, yuk simak penjelasan berikut!

Daftar Isi

o    Manfaat dalam Perkembangan Sosial

o    Manfaat dalam Perkembangan Motorik

o    Manfaat dalam Perkembangan Kepribadian

o    Manfaat dalam Perkembangan Kognitif

o    Manfaat dalam Perkembangan Emosi

o     

§  Kategori Sosiologi

§  Materi Sosiologi



Arti Kata Gobak Sodor

Apa sih arti kata Gobak Sodor? Mengapa permainan tradisional ini dinamakan demikian?

Nah, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “gobak” memiliki arti yakni ‘permainan tradisional yang menggunakan lapangan berbentuk segi empat yang berpetak-petak, dimana setiap garisnya dijaga oleh penjaga, pihak yang hendak masuk harus melewati garis dan jika mereka terkena sentuhan oleh penjaga, mereka harus berganti menjadi penjaga.

Sementara kata “sodor” memiliki arti ‘menyodorkan’. Dalam hal ini, yang harus disodorkan adalah tubuh dan tangan kita supaya dapat menyentuh pihak lawan yang hendak mencoba melewati garis.

Permainan tradisional ini ternyata sudah cukup dikenali masyarakat banyak, lho…

Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), permainan ini sudah terdaftar sebagai kata benda yang memiliki arti ‘Permainan anak-anak yang terdiri atas dua kelompok, satu kelompok sebagai penjaga benteng dan kelompok yang lain berusaha menembus benteng lawan.

Sebenarnya, permainan tradisional Gobak Sodor ini sering juga disebut dengan Galah AsinGalasin, dan Gobag.

Namun, tahukah Anda bahwa permainan ini bukan berasal dari Indonesia?

Ya, sejumlah literatur Belanda menyebutkan bahwa kata Gobak Sodor diambil dari Go Back Through The Door yang artinya menembus pintu.

Penyebutan gobak sodor ini berasal dari kebiasaan orang Indonesia di masa lalu yang sulit mengucap kata dalam bahasa asing.

Selain itu, gobak sodor juga tercatat dalam buku kamus Jawa (Baoesastra) yang ditulis oleh WJS Poerwadarminto.

 Buku ini dipublikasikan JB Wolters Uitgevers Maatschappij NV Groningen, Batavia pada tahun 1939.

 Terdapat fakta lain mengenai permainan ini, salah satunya gobak sodor berarti bergerak bebas menggunakan tombak.

 Gobak berarti bergerak dengan bebas dan sodor berarti tombak.

 Penjabaran ini karena dahulu kala para prajurit kerap melakukan permainan yang bernama sodoran untuk melatih keterampilan mereka berperang dengan tombak.

 Sementara itu, berdasarkan situs resmi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gobak sodor memiliki arti sendiri.

 Ia adalah permainan anak-anak yang terdiri atas dua kelompok, satu kelompok sebagai penjaga benteng dan kelompok yang lain berusaha menembus benteng lawan


Cara Bermain Gobak Sodor

Bagaimana sih cara memainkan Gobak Sodor?

1.    Buat garis-garis penjagaan dengan kapur. Buat garis-garis seperti pada lapangan bulu tangkis, hanya bedanya dalam Gobak Sodor ini tidak ada garis yang rangkap.

2.    Bagi pemain menjadi dua tim, setiap tim terdiri dari 3-5 anggota (opsional, sesuaikan dengan jumlah anggota keseluruhan). Satu tim akan menjadi tim “penjaga benteng” dan tim lain akan menjadi pihak yang berusaha memasuki benteng tersebut.

3.    Untuk tim yang menjadi “penjaga benteng” harus menjaga lapangan menurut garis horizontal dan garis vertikal. “Penjaga benteng” garis horizontal harus berusaha menghalangi tim lawan yang tengah bergerak memasuki garis batas. Sementara, bagi “penjaga benteng” garis vertikal bertugas menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.

4.    Lalu, tim lawan harus bergerak lewati garis dan penjagaan-penjagaan tersebut dari awal hingga akhir.

Sama halnya dengan permainan-permainan lain, permainan tradisional Gobak Sodor ini juga memiliki aturan tersendiri, yakni:

1.    Pemain dibagi menjadi 2 tim, yang masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang (opsional, menyesuaikan jumlah peserta yang mengikuti permainan).

2.    Apabila dalam 1 tim terdiri dari 5 orang, maka lapangan yang akan digunakan harus dibagi menjadi 4 kotak persegi panjang dengan ukuran kira-kira 5m x 3m (menyesuaikan ukuran lapangan yang akan digunakan).

3.    Bagi tim “penjaga benteng”, bertugas menjaga supaya tim “lawan” tidak dapat melewati atau menuju garis akhir (finish).

4.    Bagi tim “lawan”, harus bergerak menuju garis finish dengan syarat tidak tersentuh oleh tim “penjaga” dan dapat memasuki garis finish dengan syarat tidak ada anggota tim “lawan” yang masih berada di wilayah start.

5.    Tim “lawan” akan dikatakan menang jika salah satu anggotanya berhasil kembali ke garis start dengan selamat atau tidak terkena sentuhan oleh tim “penjaga”.

6.    Tim “lawan” akan dikatakan kalah apabila salah satu anggotanya terkena sentuhan oleh tim “penjaga” atau keluar melewati garis batas lapangan yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila hal tersebut terjadi, maka akan dilakukan pergantian posisi tim.


 



Manfaat Permainan Tradisional Gobak Sodor

Tanpa disadari, permainan tradisional Gobak Sodor ini memiliki banyak manfaat lho…

Manfaat tersebut berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik itu perkembangan sosial, motorik, kepribadian, dan lain-lain.

Apa saja ya manfaat-manfaat yang didapatkan dari sebuah permainan tradisional ini? Yuk simak ulasan berikut!

Manfaat dalam Perkembangan Sosial

Secara tidak langsung, permainan tradisional Gobak Sodor ini melatih anak supaya dirinya mampu untuk bersosialisasi dengan baik. Selain itu, juga dapat meningkatkan komunikasi dan melatih kerjasama antar anggota tim.

Hal tersebut karena dalam suatu tim, apabila ingin menang, mereka harus membutuhkan kerjasama dengan mendiskusikan bersama anggota tim terlebih dahulu mengenai strategi apa yang hendak digunakan supaya dapat melewati “penjagaan” hingga garis finish.

Manfaat dalam Perkembangan Motorik

Permainan tradisional Gobak Sodor ini tentu saja memiliki manfaat dalam perkembangan motorik karena jelas bersangkutan dengan gerak tubuh manusia. Manfaat dari permainan tradisional Gobak Sodor dalam hal perkembangan motorik ini adalah berkaitan dengan ketahanan fisik serta melatih koordinasi antara otot kaki dan tangan.

Dalam hal tersebut, semua pemain tentu saja harus menggerakkan anggota tubunya supaya dapat lolos dari “penjaga benteng” untuk menuju garis finish. Sama halnya dengan tim “penjaga”, mereka juga harus bergerak secara tangkas untuk reflek menyentuh pemain “lawan”.

Manfaat dalam Perkembangan Kepribadian

Sementara itu, permainan tradisional Gobak Sodor ini tentu saja memiliki manfaat yang berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak, yaitu meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri anak, menumbuhkan rasa empati dalam diri anak, dan dapat menumbuhkan rasa sportivitas anak.

Dalam hal ini, dapat terjadi apabila ada pemain yang tidak bisa menembus garis-garis penjagaan, maka anggota timnya harus menolong dengan berusaha mengecoh “penjaga benteng” supaya anggota timnya tersebut dapat lolos.

Selain itu, permainan tradisional Gobak Sodor ini juga bisa mengajarkan anak untuk menjadi pribadi yang jujur lho…

Hal tersebut tentu saja dapat terjadi ketika ada anak yang yang terkena sentuhan oleh tim “penjaga” dan langsung mengakui bahwa dirinya disentuh. Lalu, manfaat menumbuhkan sportivitas dapat dilihat ketika anak mau mengakui bahwa dirinya kalah.

Manfaat dalam Perkembangan Kognitif

Kemudian, manfaat yang didapatkan dalam permainan tradisional Gobak Sodor ini berkaitan dengan perkembangan kognitif anak. Tanpa disadari, permainan tradisional ini dapat melatih konsentrasi anak, meningkatkan kreativitas anak dalam menyusun strategi permainan, dan melatih kemampuan problem solving anak.

Hal tersebut tentu saja dapat terjadi apabila dalam permainan, tim “penjaga” sulit dilewati, maka para anggota tim “lawan” pasti mau-tidak-mau akan memutar otak untuk memikirkan bagaimana cara untuk dapat melewati “penjaga” tersebut.

Manfaat dalam Perkembangan Emosi

Manfaat terakhir yang didapatkan dari permainan tradisional Gobak Sodor ini adalah berkaitan dengan perkembangan emosi anak. Secara tidak langsung, permainan tradisional ini dapat melatih kesabaran dan pengendalian diri anak, serta dapat mengontrol emosi dalam diri anak.

Hal tersebut tentu saja dapat terjadi ketika tim “penjaga” tidak terpancing atau terpengaruh oleh pihak “lawan” yang sedang mencoba untuk mengecoh mereka supaya temannya dapat melewati garis.


Peran Permainan Tradisional untuk Anak

Keberadaan permainan tradisional biasanya berjalan beriringan dengan mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) di sekolah. Hal tersebut karena keduanya memiliki tujuan yang sama yakni menjaga kestabilan kesegaran jasmani anak dan menanamkan nilai-nilai kehidupan melalui gerakan-gerakannya.

Menurut Nugroho (2016), dalam sebuah permainan tradisional pasti memuat nilai-nilai positif yang meliputi:

1.    Demokrasi, yang berkaitan dengan cara memilih permainan tradisional harus mengikuti tata tertib atau aturan yang telah disepakati sebelumnya.

2.    Pendidikan, yang berkaitan dengan aspek kejasmanian dan kerohanian.

3.    Kepribadian, berkaitan dengan penggunaan permainan tradisional sebagai media untuk mengembangkan dan mengungkapkan jati diri anak.

4.    Keberanian, yang berkaitan dengan sikap anak untuk berani dalam mengambil keputusan serta memperhitungkan strategi-strategi tertentu untuk memenangkan permainan tersebut.

5.    Kesehatan, yang dapat dilihat dari kelincahan gerak tubuhnya.

6.    Persatuan, yang dapat dilihat dari adanya solidaritas dalam kelompok.

7.    Moral, yang berkaitan dengan pemahaman anak terhadap pesan-pesan moral.

Dalam hal ini, tentu saja keberadaan permainan tradisional seharusnya lebih diperkenalkan kepada anak-anak supaya mereka tidak terus-menerus memainkan gadget.

Bahkan menurut pendapat beberapa ahli, permainan tradisional berkaitan erat dengan bagaimana perkembangan anak pada usia dini. Melalui permainan tradisional, seorang anak dapat mengoptimalkan kemampuan fisik, motorik, mental, intelektual, kreativitas, dan sosial.

Menurut Karl Groos, bermain memiliki fungsi guna memperkuat insting anak yang akan dibutuhkan dalam kelangsungan hidup di masa mendatang. Apalagi, masa anak-anak memang seharusnya diisi dengan bermain permainan yang positif . Permainan-permainan yang positif tersebut secara tidak langsung mengajarkan kepada mereka mengenai aspek motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, seni, moral, dan lain-lain.

Namun, saat ini banyak anak yang justru lebih menyukai berada di depan gadget daripada keluar bermain bersama teman-temannya. Padahal, permainan-permainan tradisional yang menjadi peninggalan para nenek moyang tersebut memiliki nilai edukasi dan bermanfaat bagi stimulus perkembangan anak.

Banyak orang tua yang jarang mengetahui adanya manfaat-manfaat dari permainan tradisional sehingga mereka tidak bisa menceritakan mengenai pengetahuan apa yang didapatkan dari keberadaan permainan tradisional tersebut.

Maka dari itu, kita sebagai generasi muda harus melestarikan keberadaan permainan tradisional supaya tidak punah. Cara melestarikan permainan tersebut dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya dengan mengajarkannya kepada anak, sepupu, keponakan, adik, atau tetangga kita yang masih berusia kanak-kanak; dan melakukan kegiatan sosialisasi mengenai pelestarian permainan tradisional.

Dalam kegiatan sosialisasi pelestarian permainan tradisional, biasanya dilakukan melalui sebuah poster yang disebar di media sosial. Kegiatan tersebut dilakukan dengan harapan supaya masyarakat memiliki pemahaman mengenai pentingnya melestarikan warisan budaya terutama permainan tradisional yang jelas memiliki banyak manfaat bagi generasi masa depan.

Sumber: 

1. https://www.gramedia.com/literasi/permainan-gobak-sodor/

2. https://www.orami.co.id/magazine/gobak-sodor?page=all

 

Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar, Peraturan, dan Manfaat Jalan Cepat

 


Jalan cepat atau biasa disebut race walking ini merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Meskipun hampir sama dengan cabang olahraga lari, tetapi kedua olahraga ini memiliki banyak perbedaan.

Perbedaan antara jalan cepat dengan lari yang paling kentara yakni terletak pada gerakan kakinya. Pada race walking, salah satu kaki akan tampak selalu menyentuh atau berada di atas tanah. Sementara itu, pada lari, dalam beberapa momen kedua kaki akan tampak melayang di atas tanah.

Selain itu, pada saat melakukan race walking, tubuh dari orang tersebut tidak boleh terasa kaku, terlebih pada bagian pinggul. Pinggul diketahui menjadi bagian penentu yang paling utama dalam gerakan jalan cepat. Gerakan pinggul yang nyaman dan rileks dapat menjadi gerakan olahraga jalan cepat menjadi sempurna.

Meskipun olahraga race walking tampak mudah layaknya aktivitas manusia pada umumnya, tetapi jalan cepat memiliki teknik khusus dan aturan yang harus dipahami. Maka dari itu, bagi Grameds yang ingin belajar tentang jalan cepat, yuk simak ulasan berikut ini!

Daftar Isi

o    1. Teknik Awalan (Start)

o    2. Teknik Posisi Badan

o    3. Teknik Langkah Kaki

o    4. Teknik Akhiran (Finish)

o    1. Fase Topang Tunggal

§  a. Gerak Spesifik Topang Depan

§  b. Gerak Spesifik Topang Belakang

o    2. Fase Topang Ganda

o    1. Fase Tumpuan Dua Kaki

o    2. Fase Tarikan

o    3. Fase Relaksasi

o    4. Fase Dorongan

o    1. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX

o    2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMA/MA Kelas XII

o    3. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX

Pengertian Jalan Cepat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jalan cepat bisa dipahami sebagai salah satu cabang olahraga atletik yang dilakukan dengan cara melangkah cepat ke depan dan kaki tidak pernah terputus dari menyentuh tanah. Cabang olahraga ini sudah biasa dilombakan dalam berbagai kompetisi, dari kancah daerah, nasional, hingga internasional.

Sementara itu, berdasarkan dari buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2017) karangan Muhajir, jalan cepat dapat didefinisikan sebagai gerak maju langkah kaki yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga kontak dengan tanah tidak terputus dan tetap terjaga.

Sebagai cabang olahraga atletik yang dilombakan, olahraga race walking termasuk ke dalam tanggung jawab dari organisasi atletik dunia atau biasa dikenal dengan International Amateur Athletic Federation (IAAF).

Dilansir dari laman resmi IAAF, nomor jalan cepat yang dilombakan pada ajang olahraga terbesar di dunia, Olimpiade musim panas antara lain, yaitu jalan cepat 20 kilometer (putra dan putri) serta 50 kilometer (putra).

Sejarah Jalan Cepat

Jalan cepat termasuk dalam cabang olahraga atletik yang bisa juga disebut sebagai “ibu atau induk” dari segala macam cabang olahraga. Hal ini dikarenakan olahraga ini menitikberatkan pada pergerakan badan menggunakan kaki ini dan merupakan olahraga paling tua di dunia.

Gerakan atletik pada dasarnya sudah tampak sejak dimulainya kehidupan manusia purba. Aktivitas jalan, lari, lompat, dan lempar secara tidak sadar merupakan usaha manusia dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan. Bisa jadi, aktivitas tersebut digunakan dalam usaha untuk menyelamatkan diri dari gangguan yang ada di sekitarnya.

Pada tahun 390 SM, pembinaan suatu bangsa dipusatkan pada peningkatan kekuatan fisik terutama perkembangan menuju bentuk tubuh yang serasi dan harmonis. Sama halnya dengan perpaduan antara beberapa kegiatan seperti, gimnastik, gramika, dan musika. Meskipun demikian, olahraga race walking diketahui cukup susah untuk dibedakan dengan olahraga lari.

Olahraga jalan cepat sendiri mulai tumbuh dan berkembang pada tahun 1867 di London, Inggris. Seiring berjalannya waktu, olahraga race walking 10 Km mulai dipertandingkan di lintasan salah satu cabang olahraga dalam ajang olahraga terbesar di dunia, yakni Olimpiade tahun 1912.

 


en.wikipedia.org

Sementara itu, pada tahun 1956, olahraga jalan cepat telah sukses menjadi cabang olahraga resmi dan dipertandingkan dalam Olimpiade. Selanjutnya, pada Olimpiade tahun 1976, ada cabang olahraga race walking 20 km. Tidak berhenti di situ, pada Olimpiade tahun 1980 di Moskow, jalan cepat 50 km ditambahkan dalam nomor perlombaan.

Di Indonesia sendiri, perlombaan race walking mulai ada sebagai nomor yang diperlombakan pada kejuaraan nasional atletik tahun 1978. Pada saat itu, jarak yang diperlombakan untuk putri, yaitu 5 km dan 10 km, sementara untuk putra yaitu 10 km dan 20 km.

 

Teknik Dasar Jalan Cepat

Sederhananya, olahraga jalan cepat dapat dilakukan dengan menggerakkan kaki ke depan sedemikian rupa. Tentu saja dengan catatan tapak kaki belakang harus selalu bersentuhan dengan tanah. Apabila kedua kaki melayang dari permukaan tanah pada saat melakukan gerakan maju, maka seorang atlet bisa terkena pelanggaran.

Selama melakukan gerakan olahraga jalan cepat, kaki yang bergerak maju harus bersentuhan dengan tanah terlebih dahulu sebelum kaki belakang bergerak meninggalkan permukaan tanah. Selain itu, kaki penyangga diketahui harus selalu lurus dan tidak bengkok di bagian lutut pada saat posisi tegak.

Teknik dasar jalan cepat pada dasarnya memiliki empat teknik, yaitu teknik awalan (start), teknik posisi badan, teknik langkah kaki, dan teknik akhiran (finish). Nah, berikut ini adalah penjelasan dari keempat teknik dasar dalam olahraga race walking, di antaranya yaitu:



Freedomsiana.id

1. Teknik Awalan (Start)

Teknik awalan atau biasa disebut start adalah teknik yang dilakukan sebelum memulai jalan cepat. Pada teknik awalan ini diketahui tidak ada gerakan khusus yang perlu dilakukan. Para peserta jalan cepat hanya perlu berdiri di belakang garis start.

Nah, tahapan yang perlu dilakukan dalam teknik awalan pada olahraga race walking yaitu, sebagai berikut:

1.    Peserta harus menunggu suara atau arahan “bersedia” di belakang garis start

2.    Peserta harus memposisikan kaki kiri tepat di belakang garis start dan kaki kanan berada  di belakang kaki kiri

3.    Selanjutnya, badan peserta harus dicondongkan ke depan dengan kedua tangan dalam posisi rileks

4.    Pada saat terdengar “bunyi pistol” atau suara “ya” dari petugas, maka peserta dapat secepat mungkin melangkahkan kaki kanan sembari terlebih dahulu sembari disusul kaki kiri secepat mungkin serta dengan ayunan tangan dan pinggul yang rileks.

 

2. Teknik Posisi Badan

Setelah berhasil melakukan teknik awalan, teknik berikutnya yang harus dikuasai yakni terkait posisi badan. Pada saat melakukan gerakan jalan cepat, peserta harus memiliki posisi badan yang tepat. Hal ini dikarenakan posisi badan sangat menentukan dalam melakukan jalan cepat secara efektif atau tidak.

Maka dari itu, sikap atau posisi badan yang baik dan benar pada saat melakukan jalan cepat, yaitu memosisikan tubuh menghadap ke depan. Sementara itu, siku ditekuk sehingga membentuk sudut 90 derajat dengan ayunan lengan dan langkah kaki yang bergerak seirama.

3. Teknik Langkah Kaki

Setelah memahami teknik posisi badan yang baik dan benar pada saat melakukan gerakan jalan cepat, teknik selanjutnya yang perlu dipahami adalah teknik langkah kaki. Teknik langkah kaki yang benar untuk jalan cepat yakni menitikberatkan pada massa atau berat tubuh di bagian paha.

Hal dikarenakan bagian paha memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan olahraga jalan cepat. Sesuai dengan yang sudah dijelaskan sebelumnya, peserta jalan cepat wajib tetap berada di atas tanah pada salah satu bagian kakinya.

Maka dari itu, teknik langkah kaki ini menjadi teknik yang cukup berpengaruh karena dapat dilakukan dengan cara menjaga ayunan kaki sekaligus menekuk lutut sesuai langkah yang diambil. Tidak hanya itu, bagian tumit kaki harus menyentuh tanah terlebih dahulu untuk menjaga kepastian posisi kaki.

4. Teknik Akhiran (Finish)

Setelah berhasil melakukan teknik awalan, posisi badan, dan langkah kaki dengan tepat, maka teknik selanjutnya dari jalan cepat adalah teknik akhiran atau finish. Sekilas teknik akhiran ini cukup mudah untuk dilakukan, hanya saja teknik ini seringkali tidak dilakukan oleh para peserta pemula.

Pada saat peserta olahraga jalan cepat menyentuh garis finis, peserta tidak diperbolehkan  berhenti pada saat itu juga. Peserta diharuskan untuk tetap melakukan gerakan jalan cepat sampai sekitar lima meter dari garis finis. Setelah lebih dari lima meter, peserta dapat mulai menurunkan kecepatan hingga akhirnya berhenti dengan sempurna.

Memperkenalkan olahraga sangatlah baik karena bisa menjaga kesehatan tubuhnya. Lebih baik lagi, jika memperkenalkan olahraga melalui berbagai macam pengetahuan olahraga, sehingga wawasan tentang dunia olahraga menjadi lebih banyak. Buku Ensiklopedia Anak Cerdas Olahraga merupakan buku yang cocok bagi si anak dalam menggali awal mula olahraga itu ada.

 

Fase Gerak Spesifik Jalan Cepat

Setelah mengetahui empat teknik dasar olahraga jalan cepat yang ideal. Gerakan jalan cepat dapat dilakukan dengan gerak yang lebih spesifik. Nah, berikut ini adalah fase gerak spesifik jalan cepat yang dikutip dari buku PJOK SMP Kelas VIII (2018), di antaranya yaitu:

1. Fase Topang Tunggal

Fase topang tunggal bisa dipahami sebagai sebuah fase persiapan untuk melakukan percepatan dan penempatan kaki dari tungkai yang bebas. Dalam melakukan fase ini, peserta dapat menggunakan dua cara, yaitu:

a. Gerak Spesifik Topang Depan

Gerak spesifik topang depan dapat dilakukan dengan memosisikan kaki depan aktif dengan gerak penyiapan ke belakang. Peserta dapat melakukan fase penambahan sesingkat mungkin dengan lutut tungkai depan diluruskan. Selanjutnya, tungkai diayunkan melewati tungkai topang depan dengan lutut, dan tungkai bawah diusahakan untuk tetap rendah.

b. Gerak Spesifik Topang Belakang

Gerak spesifik topang belakang bisa dilakukan dengan posisi tungkai topang tetap lurus. Tungkai topang tetap diluruskan selama mungkin. Selanjutnya, kaki dari tungkai topang bisa diarahkan ke depan dan digulirkan sepanjang sisi luar telapak kaki hingga ujung jari kaki. Berikutnya, tungkai bebas dapat melintasi tungkai topang dengan lutut sembari tungkai bawah dipertahankan agar tetap rendah serta  kaki depan bisa diletakkan.

2. Fase Topang Ganda

Selain fase topang tunggal, fase topang ganda dapat dilakukan dengan cara menahan kontak dengan tubuh setiap saat. Dalam fase topang ganda, berikut ini adalah prinsip dasar yang perlu dilakukan, yaitu:

1.    Kaki depan mendarat dengan lembut pada tumit. Semenatra, kaki belakang berada di posisi tumit yang diangkat.

2.    Selanjutnya, ayunkan kedua lengan secara bergantian.

 

Fase-Fase Aktivitas Teknik Jalan Cepat

Selain fase gerak spesifik jalan cepat, ada juga empat fase aktivitas teknik jalan cepat yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut:


penjasorkes.com

1. Fase Tumpuan Dua Kaki

Fase yang pertama adalah gerakan tumpuan dua kaki. Fase ini dapat dilakukan dengan sangat singkat. Ketika kedua kaki bersentuhan dengan tanah, pada saat itu juga berakhir dorongan sekaligus diikuti oleh gerakan tarikan. Tarikan yang dilakukan dengan lebih lama dapat menjadikan gerakan berlawanan pada bahu dan pinggul.

2. Fase Tarikan

Selanjutnya, fase gerakan tarikan yang kedua bisa mulai dilakukan setelah gerakan sebelumnya selesai. Gerakan tarikan ini dilakukan dengan kaki depan melalui kerja tumit dan koordinasi semua bagian badan. Gerakan ini bisa selesai pada saat posisi badan berada di atas kaki penopang.

3. Fase Relaksasi

Fase gerakan relaksasi ini terletak antara selesainya fase tarikan dan awal dari fase dorongan kaki. Posisi pinggang harus berada pada bidang yang sama dengan bahu atau lengan vertikal dan paralel di samping badan.

4. Fase Dorongan

Fase keempat atau fase dorongan dapat dilakukan ketika fase sebelumnya sudah selesai. Pada saat titik pusat gravitasi badan difokuskan pada kaki tumpu, maka kaki yang baru saja menyelesaikan tarikan bisa memulai gerakan dorongan. Selanjutnya, kaki yang lain dapat bergerak maju dan diluruskan.

Setelah itu, pada saat melangkah ke depan dengan jangkauan gerak yang lebar, pinggang akan berada pada sisi yang sama dan maju searah, sehingga menjadi suatu leksibilitas yang besar. Hal ini semakin memberikan dorongan ke tubuh dan kaki dengan tujuan untuk mempercepat langkah pada jalan cepat.

Berikutnya, lengan dapat berfungsi sebagai penyeimbang secara diametris atau wajar dan berlawanan dengan kaki.

Peraturan Jalan Cepat

Sebagaimana perlombaan, ada beberapa aturan yang ditetapkan agar olahraga jalan cepat bisa terlaksana dengan adil dan sportif. Berikut ini adalah peraturan jalan cepat yang telah ditetapkan oleh IAAF, di antaranya yaitu:

1.    Jalan cepat harus dilakukan dengan kaki depan menginjak tanah saat kaki bagian belakang diangkat untuk melangkah.

2.    Jika atlet tidak melakukan hal tersebut maka atlet dianggap melanggar.

3.    Peserta didiskualifikasi jika mendapat tiga kartu merah dari tiga juri yang berbeda. Kartu merah diberikan oleh ketua juri. Jika baru pelanggaran awal, atlet hanya diberi kartu kuning.

4.    Saat memulai awalan atau start harus dilakukan dengan berdiri. Atlet tidak boleh menyentuh tanah dengan tangannya.

5.    Atlet dianggap memenangkan pertandingan jika tubuh atlet (bukan kepala, lengan atau kaki) berhasil melewati garis finish.

 

Manfaat Jalan Cepat

Bagi Grameds yang bosan dengan olahraga berlari, olahraga jalan cepat bisa menjadi salah satu alternatifnya. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan pada saat melakukan jalan cepat.

Aturan olahraga ini pun cukup mudah, setiap satu kilometer dalam 12 menit atau jarak 5 kilometer ditempuh dalam waktu 1 jam. Kamu bisa menggunakan ponselmu atau jam tangan untuk menghitung kecepatan jalannya.

Nah, berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari olahraga jalan cepat dikutip dari situs Mayo Clinic, yaitu:

1.    Menjaga berat badan yang sehat.

2.    Mencegah sekaligus mengelola berbagai kondisi, termasuk penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, kanker, dan diabetes tipe 2.

3.    Meningkatkan fungsi jantung.

4.    Menguatkan tulang dan otot tubuh.

5.    Memperbaiki suasana hati, kemampuan berpikir, memori, dan kualitas tidur karena bisa mengurangi stres.

6.    Memperkuat sistem kekebalan tubuh.

7.    Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.

Semua manfaat di atas tentu saja lebih banyak dibandingkan jalan biasa. Mengingat olahraga jalan cepat juga dapat membakar kalori lebih banyak ketimbang jalan biasa, hal ini sangat efektif untuk teman-teman yang sedang dalam proses untuk menurunkan berat badan. Jadi, apakah kamu tertarik untuk melakukan olahraga jalan cepat?

Grameds bisa melakukan olahraga jalan cepat kapan saja, baik itu hari libur maupun sebelum dan sehabis pulang kerja. Kamu hanya perlu menghitung waktu dan langkah kaki Nah, seperti yang sudah dijelaskan di atas, cara melakukan gerakan jalan cepat hanya dengan memosisikan tubuh, langkah, dan gerakan tangan dan kaki yang sinkron.

Sumber: https://www.gramedia.com/literasi/jalan-cepat/

Materi PJOK Semester 1