Mengenal Permainan
Gobak Sodor – Grameds, apakah kamu masih ingat mengenai permainan Gobak
Sodor ini atau mungkin kamu tahu bagaimana permainannya tetapi tidak tahu
namanya?
Pasti Grameds tahu
bahwa negara kita ini, Indonesia, memiliki keragaman suku bangsanya, sehingga
budaya-budaya yang diwariskan kepada generasi saat ini pun juga turut beragam.
Salah satu dari
budaya-budaya yang diwariskan kepada generasi muda saat ini adalah permainan
tradisional. Keberadaan permainan tradisional pada zaman dahulu menjadi hiburan
bagi masyarakat yang saat itu tentu saja belum menyentuh teknologi canggih
seperti saat ini.
Hampir seluruh
wilayah di Indonesia, pasti terdapat permainan tradisional yang menjadi ciri
khas dari daerah tersebut. Biasanya, sebuah permainan tradisional akan
memanfaatkan sumber daya alam yang berada di sekitar daerah tersebut.
Salah satu dari
banyaknya permainan tradisional di Indonesia, terdapat permainan yang bernama
Gobak Sodor. Permainan tradisional ini berasal dari Jawa Tengah. Permainan ini
cukup disegani oleh banyak orang, baik dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Nah, apabila Grameds masih
belum memahami apa dan bagaimana sih permainan tradisional Gobak Sodor ini
dimainkan, yuk simak penjelasan berikut!
Daftar Isi
o
Manfaat dalam Perkembangan Sosial
o
Manfaat dalam Perkembangan Motorik
o
Manfaat dalam Perkembangan
Kepribadian
o
Manfaat dalam Perkembangan Kognitif
o
Manfaat dalam Perkembangan Emosi
o
Apa sih arti
kata Gobak Sodor? Mengapa permainan tradisional ini dinamakan demikian?
Nah, dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “gobak” memiliki arti yakni ‘permainan tradisional yang menggunakan lapangan berbentuk segi
empat yang berpetak-petak, dimana setiap garisnya dijaga oleh penjaga, pihak
yang hendak masuk harus melewati garis dan jika mereka terkena sentuhan oleh
penjaga, mereka harus berganti menjadi penjaga.’
Sementara kata
“sodor” memiliki arti ‘menyodorkan’. Dalam hal ini, yang
harus disodorkan adalah tubuh dan tangan kita supaya dapat menyentuh pihak
lawan yang hendak mencoba melewati garis.
Permainan
tradisional ini ternyata sudah cukup dikenali masyarakat banyak, lho…
Bahkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), permainan ini sudah terdaftar sebagai kata benda
yang memiliki arti ‘Permainan anak-anak yang terdiri atas dua
kelompok, satu kelompok sebagai penjaga benteng dan kelompok yang lain berusaha
menembus benteng lawan.’
Sebenarnya,
permainan tradisional Gobak Sodor ini sering juga disebut dengan Galah
Asin, Galasin, dan Gobag.
Namun,
tahukah Anda bahwa permainan ini bukan berasal dari Indonesia?
Ya,
sejumlah literatur Belanda menyebutkan bahwa kata Gobak Sodor diambil dari Go
Back Through The Door yang artinya menembus pintu.
Penyebutan
gobak sodor ini berasal dari kebiasaan orang Indonesia di masa lalu yang sulit
mengucap kata dalam bahasa asing.
Selain
itu, gobak sodor juga tercatat dalam buku kamus Jawa (Baoesastra) yang ditulis
oleh WJS Poerwadarminto.
Bagaimana sih cara
memainkan Gobak Sodor?
1.
Buat garis-garis
penjagaan dengan kapur. Buat garis-garis seperti pada lapangan bulu tangkis,
hanya bedanya dalam Gobak Sodor ini tidak ada garis yang rangkap.
2.
Bagi pemain menjadi
dua tim, setiap tim terdiri dari 3-5 anggota (opsional, sesuaikan dengan jumlah
anggota keseluruhan). Satu tim akan menjadi tim “penjaga benteng” dan tim lain
akan menjadi pihak yang berusaha memasuki benteng tersebut.
3.
Untuk tim yang
menjadi “penjaga benteng” harus menjaga lapangan menurut garis horizontal dan
garis vertikal. “Penjaga benteng” garis horizontal harus berusaha menghalangi
tim lawan yang tengah bergerak memasuki garis batas. Sementara, bagi “penjaga
benteng” garis vertikal bertugas menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang
terletak di tengah lapangan.
4.
Lalu, tim lawan
harus bergerak lewati garis dan penjagaan-penjagaan tersebut dari awal hingga
akhir.
Sama halnya dengan
permainan-permainan lain, permainan tradisional Gobak Sodor ini juga memiliki
aturan tersendiri, yakni:
1.
Pemain dibagi
menjadi 2 tim, yang masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang (opsional,
menyesuaikan jumlah peserta yang mengikuti permainan).
2.
Apabila dalam 1 tim
terdiri dari 5 orang, maka lapangan yang akan digunakan harus dibagi menjadi 4
kotak persegi panjang dengan ukuran kira-kira 5m x 3m (menyesuaikan ukuran
lapangan yang akan digunakan).
3.
Bagi tim “penjaga
benteng”, bertugas menjaga supaya tim “lawan” tidak dapat melewati atau menuju
garis akhir (finish).
4.
Bagi tim “lawan”,
harus bergerak menuju garis finish dengan syarat tidak tersentuh
oleh tim “penjaga” dan dapat memasuki garis finish dengan
syarat tidak ada anggota tim “lawan” yang masih berada di wilayah start.
5.
Tim “lawan” akan
dikatakan menang jika salah satu anggotanya berhasil kembali ke garis start dengan
selamat atau tidak terkena sentuhan oleh tim “penjaga”.
6.
Tim “lawan” akan
dikatakan kalah apabila salah satu anggotanya terkena sentuhan oleh tim
“penjaga” atau keluar melewati garis batas lapangan yang telah ditentukan
sebelumnya. Apabila hal tersebut terjadi, maka akan dilakukan pergantian posisi
tim.
Manfaat Permainan Tradisional Gobak Sodor
Tanpa disadari,
permainan tradisional Gobak Sodor ini memiliki banyak manfaat lho…
Manfaat tersebut
berpengaruh terhadap perkembangan anak, baik itu perkembangan sosial, motorik,
kepribadian, dan lain-lain.
Apa saja ya
manfaat-manfaat yang didapatkan dari sebuah permainan tradisional ini? Yuk
simak ulasan berikut!
Manfaat dalam Perkembangan Sosial
Secara tidak
langsung, permainan tradisional Gobak Sodor ini melatih anak supaya dirinya
mampu untuk bersosialisasi dengan baik. Selain itu, juga dapat meningkatkan
komunikasi dan melatih kerjasama antar anggota tim.
Hal tersebut karena
dalam suatu tim, apabila ingin menang, mereka harus membutuhkan kerjasama
dengan mendiskusikan bersama anggota tim terlebih dahulu mengenai strategi apa
yang hendak digunakan supaya dapat melewati “penjagaan” hingga garis finish.
Manfaat dalam Perkembangan Motorik
Permainan tradisional
Gobak Sodor ini tentu saja memiliki manfaat dalam perkembangan motorik karena
jelas bersangkutan dengan gerak tubuh manusia. Manfaat dari permainan
tradisional Gobak Sodor dalam hal perkembangan motorik ini adalah berkaitan
dengan ketahanan fisik serta melatih koordinasi antara otot kaki dan tangan.
Dalam hal tersebut,
semua pemain tentu saja harus menggerakkan anggota tubunya supaya dapat lolos
dari “penjaga benteng” untuk menuju garis finish. Sama halnya dengan tim
“penjaga”, mereka juga harus bergerak secara tangkas untuk reflek menyentuh
pemain “lawan”.
Manfaat dalam Perkembangan Kepribadian
Sementara itu,
permainan tradisional Gobak Sodor ini tentu saja memiliki manfaat yang
berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak, yaitu meningkatkan harga diri
dan rasa percaya diri anak, menumbuhkan rasa empati dalam diri anak, dan dapat
menumbuhkan rasa sportivitas anak.
Dalam hal ini,
dapat terjadi apabila ada pemain yang tidak bisa menembus garis-garis
penjagaan, maka anggota timnya harus menolong dengan berusaha mengecoh “penjaga
benteng” supaya anggota timnya tersebut dapat lolos.
Selain itu,
permainan tradisional Gobak Sodor ini juga bisa mengajarkan anak untuk menjadi
pribadi yang jujur lho…
Hal tersebut tentu
saja dapat terjadi ketika ada anak yang yang terkena sentuhan oleh tim
“penjaga” dan langsung mengakui bahwa dirinya disentuh. Lalu, manfaat
menumbuhkan sportivitas dapat dilihat ketika anak mau mengakui bahwa dirinya
kalah.
Manfaat dalam Perkembangan Kognitif
Kemudian, manfaat
yang didapatkan dalam permainan tradisional Gobak Sodor ini berkaitan dengan
perkembangan kognitif anak. Tanpa disadari, permainan tradisional ini dapat
melatih konsentrasi anak, meningkatkan kreativitas anak dalam menyusun strategi
permainan, dan melatih kemampuan problem solving anak.
Hal tersebut tentu
saja dapat terjadi apabila dalam permainan, tim “penjaga” sulit dilewati, maka
para anggota tim “lawan” pasti mau-tidak-mau akan memutar otak untuk memikirkan
bagaimana cara untuk dapat melewati “penjaga” tersebut.
Manfaat dalam Perkembangan Emosi
Manfaat terakhir
yang didapatkan dari permainan tradisional Gobak Sodor ini adalah berkaitan
dengan perkembangan emosi anak. Secara tidak langsung, permainan tradisional
ini dapat melatih kesabaran dan pengendalian diri anak, serta dapat mengontrol
emosi dalam diri anak.
Hal tersebut tentu
saja dapat terjadi ketika tim “penjaga” tidak terpancing atau terpengaruh oleh
pihak “lawan” yang sedang mencoba untuk mengecoh mereka supaya temannya dapat
melewati garis.
Keberadaan
permainan tradisional biasanya berjalan beriringan dengan mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) di sekolah. Hal
tersebut karena keduanya memiliki tujuan yang sama yakni menjaga kestabilan
kesegaran jasmani anak dan menanamkan nilai-nilai kehidupan melalui
gerakan-gerakannya.
Menurut Nugroho
(2016), dalam sebuah permainan tradisional pasti memuat nilai-nilai positif
yang meliputi:
1.
Demokrasi, yang
berkaitan dengan cara memilih permainan tradisional harus mengikuti tata tertib
atau aturan yang telah disepakati sebelumnya.
2.
Pendidikan, yang
berkaitan dengan aspek kejasmanian dan kerohanian.
3.
Kepribadian,
berkaitan dengan penggunaan permainan tradisional sebagai media untuk
mengembangkan dan mengungkapkan jati diri anak.
4.
Keberanian, yang
berkaitan dengan sikap anak untuk berani dalam mengambil keputusan serta
memperhitungkan strategi-strategi tertentu untuk memenangkan permainan
tersebut.
5.
Kesehatan, yang
dapat dilihat dari kelincahan gerak tubuhnya.
6.
Persatuan, yang
dapat dilihat dari adanya solidaritas dalam kelompok.
7.
Moral, yang
berkaitan dengan pemahaman anak terhadap pesan-pesan moral.
Dalam hal ini,
tentu saja keberadaan permainan tradisional seharusnya lebih diperkenalkan
kepada anak-anak supaya mereka tidak terus-menerus memainkan gadget.
Bahkan menurut
pendapat beberapa ahli, permainan tradisional berkaitan erat dengan bagaimana
perkembangan anak pada usia dini. Melalui permainan tradisional, seorang anak
dapat mengoptimalkan kemampuan fisik, motorik, mental, intelektual,
kreativitas, dan sosial.
Menurut Karl Groos, bermain memiliki fungsi guna memperkuat insting anak yang akan dibutuhkan dalam kelangsungan hidup di masa mendatang. Apalagi, masa anak-anak memang seharusnya diisi dengan bermain permainan yang positif . Permainan-permainan yang positif tersebut secara tidak langsung mengajarkan kepada mereka mengenai aspek motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, seni, moral, dan lain-lain.
Namun, saat ini
banyak anak yang justru lebih menyukai berada di depan gadget daripada keluar
bermain bersama teman-temannya. Padahal, permainan-permainan tradisional yang
menjadi peninggalan para nenek moyang tersebut memiliki nilai edukasi dan
bermanfaat bagi stimulus perkembangan anak.
Banyak orang tua
yang jarang mengetahui adanya manfaat-manfaat dari permainan tradisional
sehingga mereka tidak bisa menceritakan mengenai pengetahuan apa yang
didapatkan dari keberadaan permainan tradisional tersebut.
Maka dari itu, kita
sebagai generasi muda harus melestarikan keberadaan permainan tradisional
supaya tidak punah. Cara melestarikan permainan tersebut dapat dilakukan dengan
banyak cara, misalnya dengan mengajarkannya kepada anak, sepupu, keponakan,
adik, atau tetangga kita yang masih berusia kanak-kanak; dan melakukan kegiatan
sosialisasi mengenai pelestarian permainan tradisional.
Dalam kegiatan sosialisasi
pelestarian permainan tradisional, biasanya dilakukan melalui sebuah poster
yang disebar di media sosial. Kegiatan tersebut dilakukan dengan harapan supaya
masyarakat memiliki pemahaman mengenai pentingnya melestarikan warisan budaya
terutama permainan tradisional yang jelas memiliki banyak manfaat bagi generasi
masa depan.
Sumber:
1. https://www.gramedia.com/literasi/permainan-gobak-sodor/
2. https://www.orami.co.id/magazine/gobak-sodor?page=all
Tidak ada komentar:
Posting Komentar