Kata “silat”
sendiri merupakan istilah yang terkenal secara luas di kawasan Asia Tenggara
untuk menyebut seni bela diri ini.
Meski
demikian, masing-masing negara juga mempunyai sebutannya sendiri sesuai dengan
bahasa lokal mereka seperti gayong dan cekak (Malaysia dan
Singapura), bersilat (Thailand), dan pasilat (Filipina).
Pencak silat berasal dari dua kata, yakni pencak dan silat. Pengertian pencak ialah gerak dasar bela diri dan terikat dengan peraturan.
Pencak silat berasal dari dua kata, yakni pencak dan silat. Pengertian pencak ialah gerak dasar bela diri dan terikat dengan peraturan.
Sedangkan
silat berarti gerak beladiri sempurna yang bersumber dari kerohanian.
Dalam
perkembangannya, silat ini lebih mengutamakan unsur seni dalam penampilan
keindahan gerakan, sementara itu silat ialah inti dari ajaran bela diri dalam
pertarungan.
Pengurus
Besar IPSI menyebutkan pengertian pencak silat sebagai:
“Pencak
silat ialah hasil budaya manusia di Indonesia untuk membela, lalu
mempertahankan eksistensi (kemandiriannya) serta integritasnya (manunggal)
untuk lingkungan hidup sekitarnya guna mencapai keselarasan hidup dalam
meningkatkan iman & taqwa terhadap Tuhan YME”.
Sementara
itu, berdasarkan KBBI, menyebutkan bahwa pengertian pencak silat yaitu sebagai
permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan keahlian menangkis,
menyerang serta membela diri menggunakan ataupun tanpa senjata.
Beberapa
istilah resmi yang berkaitan dengan silat dari berbagai daerah di Indonesia,
diantaranya yaitu:
- Di provinsi Sumatera Barat terdapat istilah Silek & Gayuang.
- Pesisir timur provinsi Sumatra Barat serta Malaysia terdapat istilah Bersilat.
- Di Jawa Barat terdapatistilah Maempok serta Penca.
- Di Jawa Tengah, Yogyakarta, provinsi Jawa Timur terdapat istilah Pencak.
- Di Madura dengan Pulau Bawean terdapat istilah Mancak.
- Di Bali terdapat istilah Mancak ataupun Encak.
- Di NTB dan Dompu terdapat istilah Mpaa Sila.
Sejarah

Selain
seabgai upaya untuk mempertahankan diri, seni bela diri ini juga menjadi salah
satu seni budaya yang terus dilestarikan hingga sekarang.
Dan seperti
yang telah kita ketahui, silat ini tak hanya berkembang di negara Indonesia
saja.
Melainkan
hingga menyebar ke negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura,
ataupun negara lainnya. Untuk lebih
jelasnya, simak ulasan mengenai sejarah di bawah ini:
1.
Perkembangan pada Zaman Kerajaan
Pada masa
kerajaan berlangsung, bela diri merupakan suatu keterampilan yang telah dikenal
oleh masyarakat luas sebagai pertahanan keamanan.
Dan juga
untuk memperluas wilayah kerajaan untuk melawan kerajaan lain.
Beberapa
kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara, Kediri, Mataram, Singasari, Sriwijaya,
dan juga kerajaan Majapahit juga menyiapkan berbagai pasukan yang telah
dibekali dengan ilmu bela diri guna mempertahankan wilayahnya.
Dan pada
saat itu, istilah pencak silat belum dikenal oleh masayarakat kerajaan.
Selanjutnya
pada tahun 1019-1041 tepatnya pada masa kerajaan Kahuripan dengan pimpinannya
Prabu Erlangga yang berasal dari Sidoarjo, telah mengenal bela diri pencak yang
bernama “Eh Hok Hik”, yang berarti “Maju Selangkah Memukul” (Notosoejitno,
1999).
2.
Perkembangan pada Zaman Penjajahan Belanda
Pada masa
penjajahan Belanda, pertumbuhan dari pencak silat sangat ditentang oleh pihak
Belanda, sebab dipandang berbahaya untuk keberlangsungan jajahannya.
Sehingga,
pencak silat dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan hanya dilakukan pada
masayarakat kelompok kecil.
Dan pada
masa penjajahan Belanda ini, silat hanya mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan keseniannya yang masih digunakan pada beberapa daerah saja, dan
itupun berbentuk pertunjukan maupun upacara. Pengaruh
yang berasal dari penekanan zaman penjajahan Belanda turut mewarnai pertumbuhan
silat dalam masa selanjutnya.
3. Perkembangan
pada Pendudukan Jepang
Berbeda
dengan zaman Belanda yang menentang pertumbuhan pencak silat, pada masa
pendudukan Jepang, pencak silat sangatlah didukung serta dikembangkan guna
sebagai kepentingan Jepang sendiri, yaitu untuk mengobarkan semangat pertahanan
untuk menghadapi serangan sekutu.
Sebab
anjuran dari Shimitsu, maka banyak diadakan pemusatan tenaga dari aliran pencak
silat sini.
Pada masa
ini, seluruh wilayah Jawa didirikan perkumpulan pencak silat yang telah diatur
pemerintah secara serentak.
Meskipun
Jepang telah memberi kesempatan untuk menghidupkan unsur-unsur warisan dari
kebesaran bangsa tersebut.
Tetapi
tujuan utamanya adalah guna mempergunakan semangat yang menurutnya akan
berkobar lagi yang tentunya untuk kepentingan Jepang. Bukan kepentingan
nasional.
Meskipun
demikian, masih ada keuntungannya, yaitu masyarakat kembali sadar demi
mengembalikan ilmu tersebut ditempat semestinya.
Bahkan
masyarakat juga mulai menata kembali ilmu silat ini dan selanjutnya
mengaplikasikan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Perkembangan pada Zaman Kemerdekaan
Perkembangan
silat juga terus berlanjut hingga masa kemerdekaan. Dalam periode ini adalah
perintisan didirikannya organisasi pencak silat yang memiliki tujuan guna
menampung perguruan-perguruan seni bela diri ini yang ada.
Pada tanggal
18 Mei tahun 1948 di Surakarta, terdapat beberapa pendekar yang berkumpul dan
kemudian membentuk sebuah organisasi yang bernama Ikatan Pencak Silat Seluruh
Indonesia atau yang disingkat dengan IPSSI.
Dalam
organisasi tersebut diketuai oleh Mr. Wongsonegoro dan kemudian mengubah nama
organisasinya menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia dan disingkat sebagai IPSI
yang memiliki tujuan untuk membakar lagi semangat juang rakyat Indonesia pada
masa pembangunan.
Tak hanya
itu, tujuan lain dari terbentuknya organisasi ini adalah untuk memupuk rasa
persaudaraan serta kesatuan bangsa Indonesia supaya tidak gampang dipecah
belah.
Selanjutnya
di tanggal 11 Maret tahun 1980, didirikan juga sebuah organisasi pencak silat
bernama Persatuan Pencak Silat Antarbangsa atau yang disingkat sebagai Persilat
yang didirikan oleh prakarsa Eddie M. Nalapraya dari (Indonesia) yang pada masa
itu juga menjabat sebagai ketua IPSI.
Dan kemudian
diadakan sebuah acara pencak silat dengan dihadiri berbagai perwakilan negara,
seperti Malaysia, Singapura, maupun Brunei Darusalam.
Dan dari
keempat negara tersebut, Indonesia termasuk kedalam negara sebagai pendiri
Persilat.
Organiasi
silat lainnya diantaranya sebagai berikut:
- IPSI (Ikatan Pencak Silat
Indonesia) di Indonesia
- PESAKA (Persekutuan Silat
Kebangsaan Malaysia) di Malaysia
- PERSIS (Persekutuan Silat
Singapore) di Singapura
- PERSIB (Persekutuan Silat Bruei
Darussalam) di Brunei Darussalam.
Dan yang
paling membanggakan, negara seperti Amerika Serikat serta Eropa juga turut
mengembangkan pencak silat ini dengan mendirikan perguruan silat.
Dan hingga
sekarang, silat telah ditetapkan sebagai salah satu cabang olahraga resmi yang
dipertandingkan dalam pertandingan internasional.
Terutama
dalam pertandingkan SEA Games.
Teknik
1. Sikap
Dasar Pencak Silat
Dan
dilakukan untuk melatih kekuatan otot-otot pada tungkai.
Terbentuknya
sikap dasar ini juga sebagai pondasi pembentukan gerak teknik untuk pesilat
selanjutnya, yang meliputi sikap jasmaniah dan juga sikap rohaniah.
Adapun
beberapa sikap dasar dari seni bela diri ini, meliputi:
- Sikap Hormat
Yang pertama
yaitu sikap hormat atau sikap tegak yang digunakan guna menghormati musuh
maupun kawan.
Posisi sikap
hormat berupa badan tegap diikuti dengan kaki yang rapat serta tangan berada di
depan. Posisi dada terbuka yang rapat dengan jari-jari pada tangan serta
pandangan menghadap ke arah atas.
- Sikap Tegak
Posisi sikap
tegak yakni dimana siap berdiri tegak yang terdapat dalam bela diri pencak
silat.
Pada posisi
tegak ini juga dibagi lagi menjadi 4 jenis sikap, diantaranya yaitu:
·
- Sikap Tegak 4
- Sikap Tegak 3
- Sikap Tegak 2
- Sikap Tegak 1
- Sikap Duduk
Sebagai
dasar dari permainan bawah, sikap duduk juga dibagi atas 4 sikap, diantaranya
yaitu:
- Sikap sila
- Sikap duduk
- Sikap simpuh
- Dan sikap sempok atau dempok
- Sikap Pasang
Selanjutnya
merupakan sikap pasang yaitu sikap awal yang betujuan untuk melakukan serangan
maupun pembelaan.
·
- Sikap Pasang pertama merupakan
pasang satu.
- Selanjutnya sikap pasang Dua.
- Kemudian sikap Pasang Tiga.
- Dan yang terakhir Sikap Pasang Empat.
- Kuda-Kuda Pencak Silat
Kata
“kuda-kuda” berasal dari kata “kuda” yang berarti posisi kaki layaknya orang
yang sedang menunggang kuda.
Dalam seni
bela diri silat, kuda-kuda juga dapat diartikan sebagai posisi tumpuan untuk
melakukan sikap pasang. Selanjutnya teknik-teknik serangan, sampai teknik
pembelaan diri.
Dibawah ini
merupakan lima bentuk kuda-kuda dalam pencak silat, diantaranya adalah sebagai
berikut:
- Pemebentukan Gerakan
Kemudian ada
juga pembentukan gerakan yang merupakan dasar guna mewujudkan pembelaan ataupun
serangan kepada pihak lawan.
Dalam
pembentukan gerakan ini juga diliputi oleh beberapa unsur, diantaranya adalah
sebagai berikut:
- Pembentukan Arah
Yang sangat
dibutuhkan pada waktu pembentukan gerakan adalah arah. Terdapat beberapa arah
yang perlu kamu pahami ketika belajar seni bela diri silat.
Dibawah ini
terdapat 8 arah penjuru atau arah mata angin.
8 Penjuru
mata angin merupakan sikap maupun pola langkah silat dengan membentuk 8 penjuru
dalam satu titik tumpu yang berada di tengah.
Arah 8
penjuru tersebut diantaranya yaitu:
- Arah kebelakang
- Arah serong kiri belakang
- Arah samping kiri
- Arah serong kiri depan
- Arah depan
- Arah serong kanan depan
- Arah samping kanan
- Arah serong kanan belakang.
Jurus Pencak Silat
Salah
satunya yaitu jurus 5 yang dimana jurus ini melambangkan kemajuan
berkepribadian Indonesia.
So, bagaimana cara untuk melakukan
jurus 5 ini? Perhatikan baik-baik ulasan di bawah:
Dalam jurus
5, terdapat dua pola yang dipakai, yakni pola lantai lurus serta pola langkah
berputar.
Berikut cara
untuk melakukannya:
- Langkahkan kaki kanan ke arah
depan serta silangkan kedua tangan di depan dada. Jangan lupa untuk tangan
kanan ditaruh di atas.
- Selanjutnya lakukan sikuan kiri
dan juga menggunakan kuda-kuda tengah di tempat.
- Lakukan juga tendangan di depan
kanan dengan menggunakan tangan kanan untuk memukul pelan pada paha.
Sementara itu, tangan kiri disilangkan di depan kuda-kuda.
- Pakai pasang di bawah dengan pososo duduk bertumpu di kaki kanan dengan tangan kiri terbuka di bagian belakang badan.
Peraturan
dala pertandingan pencak silat di Indonesia memuat mengenai berbagai
ketentuan bertanding.Hal itu
meliputi ketentuan kemenangan, ketentuan hukum pesilat, serta ketentuan
penilaian.
1. Ketentuan
Bertanding
a.
Pertandingan Pencak silat dyang ilakukan oleh dua pesilat yang saling
berhadapan untuk mencapai prestasi.
- Melakukan pembelaan (hindaran,
elakan serta tangkisan)
- Melakukan serangan kepada
sasaran (serangan dengan menggunakan tangan dan kaki)
- Menjatuhkan lawan.
- Mengunci lawan.
b.
Pertandingan pencak silat yang dilakukan dalam 3 babak, dangan masing-masing
babak berdurasi 2 menit dan durasi istirahat antar babak adalah 1 menit.
c. Ketentuan
Pertandingan
- Setiap pembela dan serangan
harus berpola dasi sikap awal, pasangan, langkah dan adanya koordinasi
dalam melakukan serangan ataupun pembelaan harus kembali pada sikap awal
atau pasang.
- Serangan beruntun harus
tersusun dengan teratur dan juga berangkai dengan berbagai cara ke arah
sasaran, sebanyak-banyaknya terdapat 4 jenis serangan.
- Mematuhi segala ketentuan
tentang sasaran, larangan-larangan dan juga kaidah pencak silat serta
ketentuan-ketentuan perwasitan umumnya.
d.
Pertandingan pencak silat dipimpin oleh satu orang wasit serta lima orang juri.
Peraturan
pertandingan pencak silat meliputi ketentuan kemenangan sebagai berikut:
a.
Menang angka, bila pertandingan selesai dalam 3 babak dan juri telah menetapkan
satu pemenang dengan jumlahh angka lebih banyak dari lawannya.
b. Menang
teknik apabila lawan tidak dapat melanjutkan ke pertandingan sebab:
- Menyatakan diri tidak bisa atau
tidak mampu meneruskan pertandingan.
- Atas keputusa dokter
pertandingan, sebab kondisi atlet mungkin membahayakan.
- Atas permintaan dari pelatih.
c. Menang
mutlak, apabila lawannya jatuh dikarenakan serangan yang sah serta tidak sadar
setelah hitungan wasit hingga ke-10 dalam waktu 10 detik.
d. Menang
diskualifikasi, apabila:
- Lawan memperoleh peringatan
ke-3 setelah mendaptkan peringatan ke-2.
- Lawan melakukan pelanggaran
yang berat dan diberikan hukuman langsung berupa diskualifikasi.
- Lawan melakukan pelanggaran
tingkat pertama serta lawan mengalami cedera dan tidak bisa melanjutkan
pertandingan atas keputusan dokter pertandingan.
f. Menang
karena lawan tidak hadir dalam pertandingan atau mengundurkan diri.
3. Ketentuan
Hukum Kepada Pesilat
Peraturan
pertandingan pencak silat terdapay berbagai ketentuan hukum dalam pencak silat,
diantaranya sebagai berikut:
a. Teguran,
diberikan apabila pesilat melakukan pelanggaran ringan.
- Teguran I, nilai dikurangi satu
(1)
- Teguran II, nilai dikurangi dua
(2)
b.
Peringatan I, apabila pesilat mendapatkan teguran ke-3 dalam satu babak
dikarenakan pelanggaran ringan. Peringatan ini akan di kurangi lima (5)
c.
Peringatan II, diberikan apabila pesilat mendapatkan Peringatan I, Peingatan
II, dan nilai dikurangi sepuluh (10)
d.
Diskualifikasi diberikan apabila pesilat:
- Memperoleh peringatan sesudah
peringatan II.
- Melakukan pelanggaran berat
yang didorong oleh unsur kesengajaan dan bertentangan dengan norma
keolahragaan.
- Melakukan pelanggaran tingkat
pertama serta lawan cidera sehingga tidak dapat melanjutkan pertandingan
atas keputusan dokter perandingan.
4. Ketentuan
Penilaian
a. Nilai 1
(satu)
- Elakan atau tangkisan yang
sukses dan disusul oleh serangan yang masuk dalam sasaran, atau teknik
jatuhan yang juga sukses.
- Serangan tangan yang masuk pada
sasaran.
b. Nilai 2
(dua)
- Serangan kaki yang masuk pada
sasaran.
c. Nilai 3
(tiga)
- Menjatuhkan lawan.
d. Nilai 4
(empat)
- Mengunci lawan.
e. Selain
nilai-nilai di atas juga diberikan nilai kerapian teknik. Yakni penilaian atas
kaidah-kaidah permainan pencak silat, dengan nilai terendah yaitu 2 (dua) dan
nilai tertinggi yaitu 5 (lima) dalam setiap babak.
5. Sasaran
yang dapat diserang yaitu bagian tubuh, kecuali leher ke atas dan kemaluan,
diantaranya:
- Dada
- Perut
- Pinggang kiri dan kanan
- Punggung
- Sementara itu, tungkai dan
tangan bisa dijadikan sasaran serangan dengan menjatuhkan dan juga
melakukan kuncian, namun tidak memiliki nilai sebagai serangan perkenaan.
Tujuan Pencak Silat
Pencak silat
ini mempunyai lima aspek penting yang menjadi tujuan dari pencak silat itu
sendiri.
Dimana
kelima dari aspek dan tujuan tersebut saling berhubungan satu sama lain
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Berikut ini
merupakan beberapa tujuan dari pencak silat berdasarkan 5 aspek penting yang
ada di dalamnya:
1. Pengembangan
Pendidikan Mental-Spiritual
Tujuan
pertama dari pencak silat yaitu untuk pengembangan pendidikan mental spiritual,
termasuk dalam mewujudkan budi pekerti luhur kepada setiap pengikutnya.
Pencak silat
juga mengajarkan tentang pengenalan terhadap diri sendiri sebagai seorang
makhluk yang percaya kepada adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh karena
itu, pencak silat bukan hanya suatu pembinaan dengan tujuan aspek seni, bela
diri, ataupun olah raga saja.
Tetapi juga
memiliki tujuan untuk mengembangkan watak luhur, kepribadian, karakter, sikap
ksatria, percaya diri, dan juga takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Tujuan
pengembangan dari pendidikan mental spiritual juga bisa disimpulkan seperti di
bawah:
- Peningkatan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan juga berbudi luhur untuk setiap pengikutnya.
- Menciptakan rasa tenggang rasa,
percaya kepada diri sendiri, dan juga disiplin yang tinggi.
- Membangun rasa cinta terhadap
bangsa serta tanah air, dengan didukung kehadiran pencak silat sendiri
sebagai salah suatu bela diri tradisional Indonesia.
- Meningkatkan rasa persaudaraan,
pengendalian diri, dan juga tanggung jawab sosial yang tinggi.
- Membangung rasa solidaritas
sosial, keinginan untuk kemajuan, kejujuran, kebenaran, dan keadilan bagi
para pengikutnya.
2.
Pengembangan Aspek Bela Diri
Pencak silat
sebagai salah suatu bela diri sehingga bertujuan untuk mengembangkan aspek bela
diri dalam mengembangkan keterampilan, sikap, kepribadian, dan juga rasa
kebangsaan.
Yang mana
hal-hal itu memang harus dikuasai di dalam ilmu bela diri pencak silat supaya
para pengikutnya bisa terbentuk sebagai seorang manusia seutuhnya, yang berarti
terbentuk secara jasmani dan juga rohani.
Tujuan dari
pengembangan aspek bela diri pada pencak silat dapat disimpulkan dengan tujuan
sebagai berikut:
- Untuk meningkatkan efektifitas
dan juga keterampilan dalam hal bela diri dan juga menjaga keselamatan
serta harga diri baik bagi para pengikutnya ataupun bagi bangsa dan juga
negara.
- Meningkatkan sikap tanggap,
cermat, dan peka dalam menanggapi ataupun memahami segala permasalahan
yang dihadapi.
- Meningkatkan ketangguhan
ataupun keuletan dalam pengembangan kemampuan dasar dari dalam diri
individu masing-masing.
Sebagai
salah satu seni bela diri, pencak silat juga mempunyai tujuan untuk
pengembangan seni maupun kebudayaan daerah.
Dimana
pencak silat sendiri harus mampu mengikuti ketentuan estetika seperti wiraga,
wirama, serta wirasa menjadi satu kesatuan yang utuh.
Oleh karena
itu, pencak silat bertujuan untuk mengembangkan seni maupun kebudayaan yang
berarti juga adanya tujuan untuk pengembangan keterampilan dalam gerak yang
serasi, unik, serta menarik berdasar pada kecintaan terhadap budaya bangsa.
Tak hanya
itu, tujuan dari pengembangan seni juga untuk:
- Menanggulangi sekaligus
mengurangi pengaruh budaya asing yang bersifat negatif, serta untuk
mendorong terbentuknya sikap untuk dapat menyaring budaya asing yang
positif serta berguna dalam pembangunan budaya bangsa.
- Mengembangkan nilai-nilai
pencak silat yang disesuaikan dengan penerapan nilai-nilai kepribadian
yang ada dalam Pancasila.
- Pengembangan nilai-nilai budaya
luhur demi memperkuat kepribadian kebudayaan bangsa Indonesia.
4.
Pengembangan Olahraga
Dalam beberapa
aspek, pencak silat juga diartikan dalam aspek olahraga.
Sehingga
memiliki tujuan untuk pengembangan olahraga dimana gerakan-gerakan efektif yang
ada dalam pencak silat bertujuan juga untuk mengembangkan kesehatan jasmani dan
juga rohani.
Kondisi tersebut
juga dikarenakan pencak silat memakai otot-otot tubuh sekaligus keseimbangan
dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam waktu yang singkat namun tepat.
Sehingga,
pencak silat ini untuk pengembangan olahraga juga memiliki tujuan yang lain,
seperti:
- Mendorong timbulnya sifat
sportivitas untuk para pengikutnya.
- Meningkatkan prestasi dengan
melalui berbagai pertandingan-pertandingan olahraga pencak silat.
- Meningkatkan kebiasaan hidup
sehat dengan melalui olahraga pencak silat.
5.
Pengembangan Pendidikan
Pencak silat
juga mempunyai beberapa tujuan untuk pengembangan pendidikan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan ilmu pengetahuan
yang lebih dalam.
- Membentuk sikap yang lebih
positif dan juga efektif serta bermanfaat juga di dalam usaha penyesuaian
terhadap lingkungan disekitarnya.
- Membantu untuk membentuk keterampilan.
Contohnya dalam mengambil keputusan
dan memecahkan permasalahan yang sedang dialami.
·
Meningkatkan fungsi organ tubuh, sebab dalam pencak silat
yang termasuk dalam bagian dari olahraga juga menggunakan kemampuan otot serta
kekuatan tubuh dan juga keseimbangan.Seperti halnya yang sangat bermanfaat bagi fungsi organ di
dalam tubuh.
Selain kelima tujuan
di atas yang didasarkan kepada beberapa aspek penting kehidupan diatas.
Terdapat pula
beberapa tujuan pencak silat secara umum.
Diantaranya:
- Sebagai suatu wadah
untuk menyalurkan hobi serta minat yang berhubungan dengan bela diri.
- Membentuk suatu
masyarakat dengan jiwa yang sehat, pemikiran cerdas, serta meningkatkan
prestasi dalam masyarakat.
- Mendidik
sekaligus membentuk kepribadian yang ksatria, berani, adil, disiplin, dan
juga memiliki sikap bertanggung jawab yang tinggi.
- Mendorong
sekaligus menggerakkan masyarakat supaya lebih bisa menghargai seni dan
kebudayaan bangsa Indonesia sendiri.
- Mendorong
munculnya suatu pemahaman bahwa pencak silat adalah suatu kebutuhan hidup.
- Mendidik
generasi muda supaya bisa memanfaatkan waktu dengan lebih baik serta tidak
terjerumus di dalam pergaulan bebas ataupun terpengaruh dengan budaya
asing yang bersifat negatif.